Painan, Kabayakin.com – Di Ranah Minang Canang salah satu Media Informasi tradisi budaya Minangkabau yang sangat penting dalam upacara adat dan pernikahan. Canang ini merupakan simbol penghormatan, persaudaraan dan keharmonisan dalam masyarakat Minangkabau. Karena dalam permintaan canang berisikan sirih dan pinang serta perlengkapan lainya yang menjadi simbol adat sebagai media informasi.
Bagi masyarakat Kenagarian Siguntur, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Canang adalah salah satu alat media musik seperti talempong yang dimainkan oleh seseorang sebelum penyampaian informasi penting nagari kepada masyarakat. Berdasarkan permintaan salah satu unsur pimpinan nagari. Seperti Wali Nagari, Ketua KAN, Majelis Ulama Nagari dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan Canang alias “bacanang”, tukang canang memukul canang itu sendirian dengan irama khas sambil berjalan mengelilinggi kampung. Sesampai di setiap persimpangan atau kerumunan orang banyak, tukang canang berhenti memukul canang. Lalu menyampaikan informasi penting itu kepada masyarakat.
Secara umum informasi canang berupa berita, pengumuman atau perintah dari unsur pimpinan nagari. Misalnya; pengumuman perintah Bergotong Royong, turun ka sawah, Yandu, mencari orang hilang dan sebagainya.
Bentuk Bunyi Kalimat Canang
Adapun bentuk bunyi tersebut antara lain:
- ooooooiii dunsanak. sudaro sayooooooo…..
- Lah tibo pulu parentah dari………….. kito
- Hari …..tanggal…. kito ……………… di tampek………………jam…
- untuk itu mari kito datang basamo samo.
- Sekian tarimo kasih
Nah, itulah bentuk kalimat pengumuman dahulunya. Selanjutnya, tukang canang melanjutkan perjalanan sambil memukul canang tersebut. Begitulah seterusnya sampai selesai ke seluruh lorong jalan yang ada di Nagari. Yang mana tukang canang telah yakin informasi pengumuman itu telah sampai ke telinga seluruh masyarakat.
Adapun tukang tukang canang nagari Siguntur, menurut informasi yang penulis peroleh dari kakek nya Almarhum Totan menurut sepengetahuanya. Pada masa penjajahan Belanda, tukang canangnya di Nagari Siguntur pada masa itu adalah Angah Geteh. Kemudian dilanjutkan oleh Bagindo Rajo.
Sesudah negara Indonesia merdeka, tukang canang bernama Kambeh. Kemudian dilanjutkan oleh Cikad. Setelah itu Angku Lundang. setelah itu Sabar. Dan terakhir di tahun 90-an tukang Canang Nagari Siguntur adalah Sgm. Di masa sekarang, Canang sudah tidak lagi menjadi media informasi masyarakat di Nagari Siguntur. (ITA)